Metode Penelitian tentang Pengaruh Orang Tua terhadap Prestasi dan Hasil Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
faktor intern maupun ekstern. Faktor intern diantaranya motivasi dan intensitas
belajar, sedangkan faktor ekstern salah satunya adalah orang tua
Motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif,
dan reaksi untuk mencapai tujuan, juga sebagai dorongan dari dalam diri
seseorang dan dorongan ini merupakan motor penggerak.
Oleh
karena itu, motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis yang terjadi
pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan), dan
faktor internal yang melekat pada setiap orang (pembawaan), tingkat pendidikan,
pengalaman masa lalu, keinginan atau harapan masa depan.
Dalam pendidikan anak, kedua orangtua merupakan sosok
manusia yang pertama kali dikenal anak, yang karenanya perilaku keduanya akan
mewarnai proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, sehingga factor
keteladanan dari keduanya menjadi sangat diperlukan, karena apa yang didengar,
dilihat dan dirasakan anak di dalam berinteraksi dengan kedua orang tua akan sangat membekas
dalam memori anak.
Kesadaran orang tua terhadap tanggung jawab dan
peranannya sebagai pendidik yang pertama
dan utama sangatlah mempengaruhi perkembangan diri anak. Keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat juga merupakan pangkal dari terbentuknya
masyarakat. Oleh karena itu keluarga
merupakan wadah yang pertama dan fundamental bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
keberhasilan belajar anaknya perlu adanya dorongan
atau motivasi dari keluarga terutama orang tuanya sebagai pendidik yang
utama.
Intensitas
secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang
dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan.
Seseorang
yang belajar dengan semangat yang tinggi, maka akan menunjukan hasil yang baik,
intensitas belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan
belajarnya yakni meningkatkan prestasinya.
Perkataan
intensitas sangat erat kaitannya dengan motvasi, antara keduanya tidak dapat
dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat belajar harus
didahului dengan adanya motivasi dai siswa itu sendiri. Belajar diperlukan
adanya intensitas atau semangat yang tinggi terutama didasarkan adanya
motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula
pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas balajar
siswa.
Intensitas
merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh
semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran
di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan
secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut
dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah
perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul
dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan
hasil dari suatu interaksi. Untuk mengetahui hasil belajar
seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan
pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen
penilaian hasil belajar.
2. Identifikasi Masalah
Alasan-alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul
penelitian diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1.
Adanya kecenderungan menurunnya prestasi belajar yang dicapai siswa-siswa di
segala jenjang pendidikan formal yang ada di Indonesia termasuk SMA sehingga
perlu mendapatkan perhatian dan penanganannya.
2.
Salah satu penanganannya adalah perlunya mencari latar belakang masalah
tersebut.
3.
Salah satu indicator yang menyebabkan prestasi belajar siswa menurun adalah
pengaruh perhatian orang tua, yang kurang baik.
4.
Disisi lain diagnosa minat belajar didalam dunia pendidikan dirasa cukup
penting dan perlu untuk dibahas dan diteliti. Karena Minat Belajar mempunyai
hubungan yang cukup tinggi dengan hasil prestasi belajar siswa.
5.
Bahwa hasil prestasi belajar siswa dalam suatu lembaga pendidikan formal
merupakan hal yang sangat pokok untuk diperhatikan, karena dengan mengetahui
prestasi belajar siswa kita akan mengetahui pula efektifitas proses belajar dan
mengajar yang berlangsung di sekolah.
3. Batasan Masalah
Untuk memperjelas pengertian yang
terkadang dalam Judul penelitian diatas, maka akan penulis kemukakan arti
daripada judul penelitian tersebut, dengan maksud memberi gambaran secara jelas
dan tidak terjadi salah tafsir terhadapjudul penelitian tersebut. Adapun
penjelasan judul yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh disini diartikan mempunyai
hubungan yang timbal balik antara dua variabel atau lebih. Sedangkan yang
dimaksud hubungan timbal balik adalah hubungan dimana satu variabel dapat
menjadi sebab akibat dari variabel lainnya.
2.
Perhatian
Perhatian dalam penelitian ini adalah Kecenderungan atau
Keaktifan perhatian orang tua yang dikerahkan, untuk memberikan motivasi atau
dorongan yang positif terhadap anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar
yang optimal
3. Minat
Belajar
Minat Belajar disini, adalah suatu kemampuan umum yang
dimiliki siswa untuk mencapai prestasi yang optimal yang dapat ditunjukkan
dengan kegiatan belajar.
4. Prestasi
Belajar
Prestasi belajar
adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil usaha belajar siswa dalam
satu semester untuk semua bidang studi kelompok pilihan program.
4. Rumusan masalah
1. Apakah ada hubungan
antara pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar
siswa
2. Apakah benar ada
hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa
3. Apakah benar ada
hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa
5. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh orang tua terhadap hasil belajar
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
intensitas belajar terhadap hasil belajar
3. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh orang tua dan pengaruh intensitas belajar secara bersama-sama terhadap
hasil belajar
6. Manfaat Penelitian
a. Khusus
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh motivasi orang
tua dan intensitas belajar terhadap hasil belajar dan dapat digunakan sebagai
pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang lebih mendalam
b. Umum
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin
pendidikan bahwa motivasi orang tua dan intensitas belajar memiliki andil dalam
hasil belajar siswa.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1.1
Hasil belajar siswa
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, “hasil” diartikan sebagai
sesuatu yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan sebelumnya
(Poerwadarminta, 1984). Selanjutnya Bahri (Haeranah, 2006) menyatakan bahwa
hasil adalah sesuatu
yang diperoleh dari suatu
kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.
Hasil belajar merupakan muara kegiatan
belajar, merupakan cerminan dari tingkat penguasaan dan pengetahuan serta
keterampilan peserta didik yang terwujud berupa angka dan nilai yang sesuai
dengan hasil pengukuran tes yang telah dilaksanakan. Hasil tidak lain adalah
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan yang diperoleh dengan kegiatan
kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang tertentu.
2.1.2 Jenis hasil belajar
Dalam
pendidikan nasional, klasifikasi hasil belajar didasarkan pada teori Benyamin
Bloom yang membagi menjadi 3 ranah, yaitu:
1.
Ranah kognitif meliputi: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
2.
Ranah afektif meliputi: penerimaan, jawaban atau reaksi, organisasi
dan internalisasi.
3.
Ranah psikomotor meliputi: gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan ketrampilan
kompleks, ekspresif dan interpretative (Purwanto, 1990: 43-48).
2.1.3
Faktor-faktor penentu hasil belajar
1.
Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan
psikis.
2.
Faktor yang datang dari luar diri siswa
atau faktor lingkungan
dan faktor keluarga
2.2.1 Motivasi
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi berasal dari
kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2003:
73).
Dari urian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
daya penggerak dari dalam diri yang memberi kekuatan, yang menggiatkan serta
arah umum dari tingkah laku manusia terhadap suatu tujuan.
2.2.2 Macam macam motivasi
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat
bervariasi (sardiman,2003: 86)yaitu:
1. Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif
bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
b) Motif-motif
yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi
menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
a) Motif
atau kebutuhan organis misalnya kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan
lain-lain.
b) Motof-motif
darurat misalnya menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
c)
Motif-motif objektif
3. Motivasi
jasmani dan rohani
a)
Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
b)
Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.
4. Motivasi
intrisik dan ekstrinsik
a) Motivasi
instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu
diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
b) Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang
dari luar (Sardiman, 2003: 90).
Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu
gambaran tentang motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi
yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik,
dimana motivasi ini membutuhkan rangsangan atau dorongan dari luar misalnya,
media, baik media visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat
menimbulkan dan memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.
Adapun bentuk motivasi yang sering
dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh,
memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman (Djmarah dan
Zain,2002: 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal
tersebut sebagai berikut:
a) Nilai
Memberikan nila artinya adalah sebagai
satu simbol dari hasil aktifitas anak
didik. Dalam memberi nilai ini, semua anak didik mendapatkan hasil
aktifitas yang bervariasi. Pemberian
angka kepada anak didik diharapkan dapat
memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
b) Hadiah
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa
kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat
menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan
diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
c) Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja
anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian
berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat
bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
c) Gerakan tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah,
wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu
respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih
mudah dan gampang.
d) Tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang
menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan
memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan
segala isi pelajaran yang disampaikan.
f) Ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling
penting untuk menguji hasil pengajaran
dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi
pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
g) Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu
yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal
ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.
h) Hukuman
Dalam proses belajar mengajar,
memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus
dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan
pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.
2.2.3 Fungsi motivasi
Sehubungan
dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi (Sardiman,2003: 85) yaitu :
1)
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
2)
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)
Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatanapa yang
harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
2.3.1 Intensitas
Kata
intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti semangat,
giat (John M. Echols, 1993: 326). Sedangkan menutrut Nurkholif Hazim (t.t:
191), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu
usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang
dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan.
Seseorang
yang belajar dengan semangat yang tinggi, maka akan menunjukan hasil yang baik,
sebagaimana pendapat Sadirman A.M.(1996: 85), yang menyatakan bahwa intensitas
belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni
meningkatkan prestasinya.
Perkataan
intensitas sangat erat kaitannya dengan motvasi, antara keduanya tidak dapat
dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat belajar harus
didahului dengan adanya motivasi dai siswa itu sendiri. Sebagaimana Sardiman
AM.(1996: 84), Menyatakan: Belajar diperlukan adanya intensitas atau semangat
yang tinggi terutama didasarkan adanya motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas balajar siswa.
Intensitas
merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh
semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Intensitas dalam
belajar siswa
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas balajar siswa, adalah:
- Adanya keterkaitan dengan realitas kehidupan
- Harus mempertimbangkan minat pribadi si murid
- Memberikan kepercayaan pada murid untuk giat sendiri
- Materi yang diberikan harus bersifat praktis
- Adanya peran serta dan keterlibatan siswa, (Kurt Singers,1987: 92)
2.4.1 Orang Tua
.
Orang tua
adalah merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.Dengan demikian bentuk pertama
dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.Dari Wikipedia Bahasa
Indonesia (2009) orang tua adalah ayah dan ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis
maupun sosial.Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam
membesarkan anak.Dari satu sisi, orang tua adalah pembawa warisan keturunan dan
di sisi lain merupakan bagian dari masyarakat.Orang tua merupakan orang yang
pertama kali mendidik atau menanamkan pendidikan kepada anak-anaknya, sehingga
secara moral keduanya merasa mempunyai tanggung jawab untuk memelihara,
mengawasi, melindungi serta membimbingnya. (Menurut Zakiyah Daradjat (2000:
2.4.2 Peran Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa di Rumah
Menurut Sri Rahmawati penanaman motivasi belajar pada
anak oleh orang tua harus dilakukan sejak dini agar lebih ajeg dan menetap
dalam diri anak.
Hendaknya orang tua tak hanya menekankan motivasi belajar untuk meraih prestasi
dalam bidang akademik semata. Jangan hanya melihat kecerdasan anak dari ranking
saja. Tapi, lihatlah bagaimana ia bersosialisasi, bagaimana kreativitasnya,
gerak tubuhnya, dan lain-lain. .
Orang tua yang mempunyai anak usia
sekolah dasar mungkin lebih ekstra perhatian terhadap kemajuan dan perkembangan
belajar anak. Salah satu bentuk perhatian itu adalah mendampingi mereka ketika
belajar di rumah.Banyak sekali yang dapat dilakukan orang tua terhadap belajar
anak di rumah.Akan tetapi tidak mudah untuk melakukan semua
itu.Kesulitan membantu anak belajar di rumah disebabkan oleh berbagai
kondisi orang tua anak sendiri.Sebagian orang tua tidak sempat lagi mendampingi
anak belajar karena keletihan bekerja siang hari. Anak terpaksa belajar sendiri
dengan kondisi apa adanya. Namun bagi sebagian anak, kondisi seperti itu sudah
biasa, tidak menjadi masalah baginya. Anak pun memaklumi kalau orang tuanya
tidak mungkin diganggu istirahatnya.
Jika ada masalah belajar yang tidak bisa diselesaikan, ia akan langsung
menutup dan menyimpan buku-bukunya ke dalam tas sekolahnya.Sebenarnya apa
tujuan mendampingi anak belajar di rumah. Tentukita semua sudah mengetahuinya.
Tujuannya adalah:
1.
Membantu anak dalam belajar
Jika orang tua menguasai mata pelajaran dasar anak, tentu akan mudah membantu
mereka jika mengalami kesulitan belajar. Kadang-kadang orang tua memerlukan
media untuk membantu anak belajar di rumah.Salah satu media yang digunakan
adalah papan tulis kecil.Banyak sekali yang bisa dilakukan dengan papan
tulis ini.
2.
Memotivasi anak
Motivasi belajar sangat penting bagi anak.Mendampingi anak menjadi salah
satu bentuk motivasi ekstrinsik yang dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
Mereka akan giat dan bersemangat belajar karena mendapat
dukungan penuh dari orang tua. Apalagi dukungan itu diungkapkan secara verbal
melalui pemberian reward atau penghargaan.
3.
Memantau perkembangan belajar anak
Memantau
perkembangan belajar anak sangat penting dilakukanorang tua.Apakah anak
mengalami kesulitan belajar di sekolah, apakah anak bermasalah dalam
pergaulannya dengan teman sekolahnya, bahkan bermasalah dengan gurunya.Banyak
sisi lainnya yang perlu dipantau oleh orang tua.
Apakah harus tiap malam harus mendampingi
anak belajar?Tidak.Anak juga perlu dilatih untuk belajar mandiri.Mengatasi
masalah belajarnya sendiri.Tidak hanya pihak sekolah yang berperan
mengembangkan kemandirian siswa.
Orang tua justru memiliki peran lebih istimewa.Demikianlah sedikit uraian
dalam mendampingi anak belajar di rumah. Mudah-mudahan menjadi inspirasi
bagi orang tua yang mempunyai anak usia sekolah dasar.
2.4.3. Pengawasan Orang Tua terhadap
Anak dalam Belajar
Proses belajar anak di sekolah pada dasarnya tidak selalu berjalan dengan mulus
banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itu antara lain
faktor sosial, non sosial, phisiologis dan psychologis. Faktor sosial yaitu
faktor yang berhubungan dengan lingkungan anak seperti keluarga, sekolah dan
masyarakat.Faktor non sosial yaitu faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
sarana dan prasarana dalam belajar dalam bentuk kongkritnya fasilitas belajar
anak baik di sekolah maupun di rumah.Faktor fisiologis menyangkut kesehatan
fisik anak.Dalam bentuk konritnya umpamanya stamina dalam belajar, berfungsinya
dengan baik panca indera anak.Sedangkan faktor psychologis yaitu berkaiatan
dengan kamampuan akademis anak, motivasi dan sikap anak dalam belajar.
Agar proses belajar mengajar anak di sekolah dapat berjalan secara efektif maka
perlu adanya kontrol dari orang tua. Kontrol dimaksudkan untuk melihat dan
membantu anak apabila dalam proses belajarnya mengalami hambatan atau gangguan.
Kontrol terhadap proses belajar anak di sekolah dan kontrol terhadap aktivitas
belajar anak di rumah.
Kontrol terhadap proses belajar anak di sekolah dalam bentuk kongritnya
misalnya menanyakan kepada guru kelas tentang perkembangan proses belajar anak
di sekolah, bersedia datang ke sekolah bilamana dipanggil untuk mebicarakan
tentang masalah belajar anak, memperhatikan kebutuhan belajar anak di sekolah
baik bersifat material maupun non material. Sedangkan kontrol terhadap proses
belajar anak di rumah dalam bentuk kongkritnya misalnya mengontrol anak dari
pengaruh yang tidak memnguntungkan, mengontrol dan melengkapi fasilitas belajar
anak di sekolah dan lain lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Hasil belajar matematika siswa SMP
Negeri 5 Ujung loe Bulukumba.(Y)
b. Motivasi belajar siswa SMP Negeri 5
Ujung loe Bulukumba.(X1)
c. Kebiasaaan belajar siswa SMP Negeri 5
Ujung loe Bulukumba.(X2)
2. Desain Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian Ex-Post Facto, yang bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel motivasi dan kebiasaan belajar mempunyai pengaruh positif terhadap
variabel hasil belajar matematika.
X1 :
Motivasi belajar siswa SMP Negeri 5 Ujung loe Bulukumba.
X2 :
Kebiasaan belajar siswa SMP Negeri 5 Ujung loe Bulukumba.
Y :
Hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 5 Ujung loe Bulukumba.
B. Definisi
Operasional Variabel
Secara
operasional, variabel-variabel yang diselidiki didefinisikan sebagai berikut :
1. Motivasi Belajar
Motivasi
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semangat atau dorongan yang
timbul pada diri siswa untuk memperoleh hasil belajar matematika yang maksimal,
sehingga menimbulkan ketekunan dan kecintaan serta kerja keras untuk mencapai
hasil belajar itu tanpa merasakan adanya tekanan dari pihak
manapun. Motivasi yang dimaksud tercermin dari skor yang dicapai
oleh responden setelah diberikan instrumen berupa skala penilaian motivasi
belajar yang meliputi : (1) Rasa ingin tahu dan rasa senang / tertarik, (2) Semangat,
(3) Percaya diri dan (4) Manfaat yang dirasakan.
2. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara atau kebiasaan belajar
yang sering dilakukan oleh siswa. Kebiasaan belajar yang dimaksud tercermin
dalam skor yang dicapai oleh responden setelah diberikan instrumen berupa skala
penilaian kebiasaan belajar yang meliputi : (1) Perhatian, (2) Cara
belajar dan (3) Ketekunan.
3. Hasil Belajar
Hasil
belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang
menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa SMP Negeri 5 Ujung loe
Bulukumba.dalam mata pelajaran matematika yang diketahui dari hasil pemberian
tes.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun
anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 5 Ujung loe Bulukumba.tahun ajaran 2010/2011
sebanyak 105 orang. Pemilihan kelas VIII atas dasar nilai
rata-rata yang diperoleh pada ujian semester dan kesiapan siswa dalam menghadapi
ujian akhir nasional.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposif cluster proporsional random
sampling. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel yang ditempuh
sebagai berikut :
Langkah Pertama :
Mengidentifikasi
semua kelas VIII SMP Negeri 5 Ujung loe Bulukumba yang tersebar dalam tiga
kelas. Jumlah siswa pada masing-masing kelas ditunjukkan pada
tabel di bawah
ini :
Distribusi
Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Ujung loe Bulukumba Tahun Pelajaran
2010/2011
|
No
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
|
1
|
VIII.a
|
34 orang
|
|
2
|
VIII.b
|
36 orang
|
|
3
|
VIII.c
|
35 orang
|
|
Jumlah
|
105 orang
|
Langkah
Kedua :
Membuat
kerangka sampling pada masing-masing kelas.
Langkah
ketiga :
Membuat
kerangka sampling pada masing-masing kelas dengan siswa sebagai unit sampling.
Langkah Keempat :
Mengambil
secara acak beberapa siswa dari masing-masing kelas secara proporsional dari
ukuran sampel yang direncanakan sebanyak 30 orang siswa dengan tujuan agar
semua kelas terwakili, dimana tiap kelas terdiri dari
10 orang siswa dengan perhitungan
sebagai berikut :
Kelas
VIIIa :
10 0rang
Kelas
VIIIb :
10 0rang
Kelas
VIIIc :
10 0rang
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh skor variabel penelitian, digunakan tiga jenis
instrumen, yaitu (1) tes hasil belajar matematika, (2) skala motivasi belajar,
dan (3) skala kebiasaan belajar. Adapun rincian dari instrumen-instrumen
tersebut sebagai berikut :
1. Dengan tes
Instrumen
ini dikembangkan sendiri oleh penulis yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah
pada kelas VIII SMP dan divalidasi oleh tim validator yang terdiri atas dua
orang dosen jurusan matematika.ditunjukkan dengan keterangan validitas
instrumen pada lampiran.
Tes
hasil belajar matematika disusun untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Ujung loe
Bulukumba dalam bentuk pilihan ganda dan setiap butir soal dilengkapi dengan
empat pilihan jawaban. Salah satu di antara keempat pilihan jawaban
itu merupakan kunci. Sedangkan pilihan jawaban lainnya merupakan
jawaban salah. Setiap butir mempunyai skor 1 bila menjawab benar dan
0 bila salah.
Aspek
yang diukur melalui instrumen hasil belajar matematika adalah aspek kognitif
yang terdiri dari tiga jenjang kemampuan, yaitu ingatan, pemahaman dan
penerapan atau aplikasi.
2. Skala penilaian
motivasi belajar
Instrumen
ini disusun dengan indikator sebagai berikut : (1) Rasa ingin tahu
dan rasa senang / tertarik; (2) Semangat; (3) Percaya diri; (4)
Manfaat yang dirasakan. Instrumen ini merupakan hasil adaptasi dari instrumen
yang sudah pernah dipakai oleh peneliti sebelumnya yang disusun oleh Hardy
(2005).
Bentuk
alat ukur motivasi belajar adalah skala penilaian model Likert, dimana setiap
itemnya dilengkapi dengan lima pilihan jawaban, yaitu : Sangat setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Skor pilihan jawaban tersebut bergantung kepada bentuk
pernyataan itemnya. Untuk pernyataan positif skornya masing-masing
adalah SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan
untuk pernyataan negatif skornya masing-masing adalah SS = 1, S = 2, R = 3, TS
= 4, dan STS =
5.
Sebelum
digunakan, skala penilaian ini telah divalidasi oleh tim validator yang terdiri
atas dua orang dosen jurusan matematika yang ditunjukkan dengan keterangan
validitas instrumen pada lampiran.
3. Skala Penilaian
Kebiasaan belajar
Instrumen
kebiasaan belajar yang dimaksud adalah cara belajar matematika yang sering
dilakukan oleh siswa. Kuesioner kebiasaan belajar diukur dengan
menggunakan indikator, yaitu : (1) Perhatian, (2) Cara belajar
dan (3) Ketekunan. Instrumen ini merupakan hasil adaptasi
dari instrumen yang sudah pernah dipakai oleh peneliti sebelumnya yang disusun
oleh Haeranah (2006).
Bentuk
alat ukur kebiasaan belajar adalah skala penilaian model Likert, dimana setiap
itemnya dilengkapi dengan lima pilihan jawaban, yaitu : Sangat setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Skor pilihan jawaban tersebut bergantung kepada bentuk pernyataan itemnya.
Untuk pernyataan positif skornya masing-masing adalah SS = 5, S = 4, R = 3, TS
= 2, STS =1, sedangkan untuk pernyataan negatif skornya masing-masing adalah SS
= 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS =
5.
Sebelum
digunakan, skala penilaian ini telah divalidasi oleh tim validator yang terdiri
atas dua orang dosen jurusan matematika yang ditunjukkan dengan keterangan
validitas instrumen pada lampiran.
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa skor hasil belajar
matematika dan skor motivasi belajar dan skor kebiasaan belajar yang dianalisis
dengan menggunakan paket program analisis statistik. Teknik analisis statistik
yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Statistika
Deskriptif
Teknik
statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
responden. Untuk keperluan tersebut digunakan tabel distribusi
frekuensi, rata-rata, standar deviasi dan persentase.
Pengkategorian
skor hasil belajar matematika digunakan kriterian Nurkancana (Haeranah, 2006)
yang dikembangkan dalam lima tingkatan yaitu :
Tingkat
penguasaan 90% - 100% dikategorikan “Sangat Tinggi”
Tingkat
penguasaan 80% - 89% dikategorikan “Tinggi”
Tingkat
penguasaan 65% - 79% dikategorikan “Sedang”
Tingkat
penguasaan 55% - 64% dikategorikan “Rendah”
Tingkat
penguasaan 0% - 54% dikategorikan “Sangat Rendah”
Berdasarkan
pedoman tersebut, maka kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil
belajar matematika responden ditetapkan kategori sebagai berikut :
Skor
13,5 - 15,0 dikategorikan “Sangat
Tinggi”
Skor
12,0 - 13,4 dikategorikan “Tinggi”
Skor
9,8 - 11,9 dikategorikan “Sedang”
Skor 8,3 - 9,6 dikategorikan
“Rendah”
Skor 0,0 - 8,1 dikategorikan
“Sangat Rendah”
Untuk
skor penilaian motivasi dan kebiasaan belajar dilakukan pembobotan dengan
menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Edwards (Haeranah, 2006),
yaitu :
a. Menghitung
frekuensi (f) masing-masing kategori dari setiap pernyataan.
b. Menentukan proporsi
(p) dengan cara membagi setiap frekuensi dengan banyaknya subjek.
c. Menentukan proporsi kumulatif
(pk), yaitu jumlah proporsi suatu kategori dengan proporsi sebelumnya.
d. Menentukan titik tengah
proporsi kumulatif (f-mid) dan dua proporsi kumulatif berdampingan.
e. Menentukan nilai z
masing-masing titik tengah proporsi.
f. Penambahan suatu
bilangan sehingga nilai z yang negatif menjadi nol.
g. Pembulatan hingga
dua tempat desimal.
2. Statistika Inferensial
Teknik
statistika inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian. Untuk keperluan tersebut dalam mencari pengaruh variabel
bebas terhadap variabel tak bebas yang dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi linear sederhana dan regresi linier ganda pada taraf kepercayaan 95% (α
= 0,05). Sebelum pengujian hipotesis dengan statistika inferensial,
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yakni uji homogenitas dan
uji dan uji normalitas.
Adapun
model regresi linier sederhana tersebut sebagai berikut :
1.
Ү = β0 + β1х1 + є
2.
Ү = β0 + β2х2 + є
Sedangkan
model regresi linear ganda tersebut sebagai berikut :
Ү
= β0 + β1х1 + β2х2 + є
Keterangan :
Ү : Hasil
belajar matematika
β0 : Konstanta
β1 : Koefisien
regresi motivasi belajar matematika
β2 : Koefisien
regresi kebiasaan belajar matematika
х1 : Motivasi
belajar matematika
х2 : Kebiasaan
belajar matematika
є : Error/Residual
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://muhammadravi.blogspot.co.id/2014/01/proposal-penelitian-hubungan-antara.html
Komentar
Posting Komentar