Contoh Laporan Praktek Kewirausahaan
LAPORAN PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN
RISOLES RAINBOW

Laporan
Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktik Kewirausahaan
Diampu
oleh :
Dr. Tri Kuat M, Pd.
Disusun Oleh :
·
Desy Agis Kurniawati (A210140203)
· Bobi
Amalanda (A210140210)
· Faqih
Yuliaji Setiawan (A210140217)
· Fandhita
Hyan P. (A210140228)
PROGAM STUDI
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Rasa syukur
patut kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah mengizinkan dan
memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun Laporan Praktik
Kewirausahaan. Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun Laporan
Praktik Kewirausahaan adalah tugas dari Mata Kuliah Praktik Kwirausahaan
sebagai tugas Ujian Akhir Semester, untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat
perkuliahan.
Pada kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan dosen
dan semua pihak sehingga laporan ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Demikian laporan ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan,
kami
mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumya kami
ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakaatuh.
Surakarta, 4 Juni 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang....................................................................... 1
B.
Tujuan Kegiatan..................................................................... 2
C.
Manfaat Kegiatan................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli.................... 3
B.
Jiwa Kewirausahaan................................................................. 4
C.
Ciri-ciri Kewirausahaan........................................................... 4
D. Cara Membangun Jiwa Kewirausahaan................................ 7
E. Produksi..................................................................................... 9
F. Harga.......................................................................................... 10
G. Cara Menetapkan Harga Produksi......................................... 11
H. Pemasaran.................................................................................. 13
I. Distribusi.................................................................................... 17
J. Saluran Distribusi...................................................................... 18
BAB
III PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan Kegiatan............................................................... 20
B.
Produksi..................................................................................... 21
C.
Hasil Kegiatan Penjualan ........................................................ 22
BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................ 25
B.
Saran.......................................................................................... 25
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................... 26
LAMPIRAN.......................................................................................... 27
DOKUMENTASI PELAKSAAN KEGIATAN............................... 29
ii
BAB 1
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Univeritas Muhammadiyah Surakarta
merupakan univeritas perguruan tinggi swasta yang mengarahkan mahasiswanya
dalam dunia usaha diharapkan mahasiswa akan menjadi seorang pengusaha yang
sukses. Dimana salah satu mata kuliah yang ada didalam universitas yang wajib
ditempuh salah satunya yaitu Praktek Kewirausahaan .
Dalam usaha mengembangkan bakat
mahasiswa dalam bidang kewirausahaan, mahasiswa dilatih untuk praktek
kewirausahaan yang diberi tugas untuk mampu menghasilkan produk berupa makanan
yang nantinya dijual kepada konsumen dan mahasiswa juga diharuskan dapat
membuat laporan kegiatan praktek tersebut.
Guna memenuhi tugas tersebut, kami melakukan praktik penjualan berupa produk makanan yang diberi nama Risolles Rainbow. Selama melaksanakan praktik kewirausahaan ini, akhirnya kami memperoleh data-data yang cukup untuk membuat laporan kegiatan praktek kewirausahaan ini.
Guna memenuhi tugas tersebut, kami melakukan praktik penjualan berupa produk makanan yang diberi nama Risolles Rainbow. Selama melaksanakan praktik kewirausahaan ini, akhirnya kami memperoleh data-data yang cukup untuk membuat laporan kegiatan praktek kewirausahaan ini.
Dengan adanya mata kuliah praktek
kewirausahaan kita bisa mengetahui bagaimana cara membuat produk itu sendiri
dengan mengembangkan kreatifitas yang kita miliki, menjual produk dengan baik
kepada konsumen, mengetahui bagiamana teknik-teknik pemasaran dan perhitungan
rugi laba. Laporan ini kami susun secara individu dengan jujur, dan tanggung
jawab.
B.
Tujuan
Kegiatan
Laporan ini disusun
dengan tujuan:
1. Untuk memenuhi tugas Kewirausahaan
2. Mahasiswa dapat meningkatkan kreatifitas
3. Melatih mental untuk menjadi wirausahawan
4. Menambah pengalaman kewirausahaan
5. Menanamkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa
1. Untuk memenuhi tugas Kewirausahaan
2. Mahasiswa dapat meningkatkan kreatifitas
3. Melatih mental untuk menjadi wirausahawan
4. Menambah pengalaman kewirausahaan
5. Menanamkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa
C.
Manfaat
Kegiatan
Berdasarkan dari praktek yang telah
kami lakukan, maka kami dapat mengambil manfaat dari kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Dapat belajar mengenal dunia berbisnis.
2. Dapat belajar hidup mandiri.
3. Dapat mengetahui berbagai resiko yang dihadapi dalam berbisnis.
4. Dapat belajar menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan menjalin komunikasi dengan orang lain.
1. Dapat belajar mengenal dunia berbisnis.
2. Dapat belajar hidup mandiri.
3. Dapat mengetahui berbagai resiko yang dihadapi dalam berbisnis.
4. Dapat belajar menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan menjalin komunikasi dengan orang lain.
BAB
II
Landasan
Teori
A.
Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli
Ada
beberapa ahli yang mendefinisikan wirausaha & kewirausahaan itu
seperti apa, berikut penjelasannya :
1. Arif F. Hadipranata
Arif
F. Hadipranata, wirausaha merupakan sosok yang mengambil resiko yang dibutuhkan
untuk mengelola & mengatur segala urusan serta menerima sejumlah keuntungan
financial maupun non financial.
2. Thomas W Zimmerer
Thomas W Zimmerer, Kewirausahaan ialah
penerapan keinovasian & kreativitas untuk pemecahan masalah &
memanfaatkan berbagai peluang yang dihadapi orang lain setiap hari.
3. Andrew J Dubrin
Andrew J Dubrin, Seseorang yang menjalankan
dan mendirikan suatu usaha yang inovatif.
4. Robbin & Coulter
Robbin & Coulter, Kewirausahaan merupakan
suatu proses dimana seseorang ataupun suatu kelompok individu menggunakan upaya
yang terorganisir & sarana untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan
suatu nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah
inovasi & keunikan, tidak mempedulikan apapun sumber daya yang digunakan
pada saat ini.
5. Jean Baptista Say
Jean Baptista Say, Seorang wirausahawan ialah
agen yang menggabungkan berbagai alat produksi & menemukan nilai dari yang
diproduksinya.
B. Jiwa
Kewirausahaan
1.
Pengertian
Jiwa Kewirausahaan
Jiwa wirausaha
adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber penghasilan dengan membuka
usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki sesorang untuk kemudian
dijadikan sebuah lahan untuk mencari penghasilan, jiwa kewirausahaan ditanamkan
sejak seseorang mulai sadar bahwa uang itu penting dan seseorang tersebut
memeliki keterampilan atau sesuatu hal seperti barang atau jasa yang bisa
dijual, sesorang akan belajar untuk lebih mandiri, berfikir kritis, dan maju
apabila ditanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini, kerena dia akan berfikir
tentang bagaimana mengolah hasil dari keterampilan ataupun hasil pembelajaran
yang selama ini dia lakukan untuk dijadikan sebuah karya yang dapat dijual,
entah itu makanan, pakaian, jasa, atau barang-barang lain.
C. Ciri-ciri
Kewirausahaan
1.
Optimistis
Ciri utama yang dimiliki seorang dengan jiwa wirausaha sikap optimis. Walaupun sukses belum tentu terlihat tapi mereka optimis bahwa sukses dapat mereka raih dengan ketekunan dan kerja keras. Optimism ini jugalah yang membuat mereka mampu bertahan dalam menghadapi berbagai kegagalan atau pu hambatan dalam jalan mereka menuju sukses.
Ciri utama yang dimiliki seorang dengan jiwa wirausaha sikap optimis. Walaupun sukses belum tentu terlihat tapi mereka optimis bahwa sukses dapat mereka raih dengan ketekunan dan kerja keras. Optimism ini jugalah yang membuat mereka mampu bertahan dalam menghadapi berbagai kegagalan atau pu hambatan dalam jalan mereka menuju sukses.
2.
Keberanian mengambil Resiko
Ciri utama yang paling menonjol adalah keberanian mengambil risiko untuk
memulai usaha sendiri. Tanpa keberanian ini, tak ada usaha yang bias terbentuk.
Namun, tentu saja keberanian ini bukanlah keberanian yang membabi buta,
melainkan keberanian yang disetai dengan perhitungan yang matang sebelum sebuah
keputusan yang mengandung risiko diambil.
Contoh tindakan yang mereka ambil antara lain adalah keberanian meninggalkan kampong halaman atau pekerjaan lama mereka yang sudah memberikan banyak keanyamanan untuk mengejar kesempatan yang lebih besar.
Contoh tindakan yang mereka ambil antara lain adalah keberanian meninggalkan kampong halaman atau pekerjaan lama mereka yang sudah memberikan banyak keanyamanan untuk mengejar kesempatan yang lebih besar.
3.
Semangat
Wirausaha adalah seorang yang memiliki semangat juang yang tinggi.
Mereka pantang menyerah pada masalah, pantang mundur pada kesulitan, dan
pantang putus asa pada hambatan yang menghadang usaha mereka.
Jika mereka tidak bias menembus badai masalah, mereka akan terus maju dan mencari jalan memutar atau jalan alternatif. Semangat ini juga mendorong mereka untuk tekun sampai tujuan mereka tercapai.
Jika mereka tidak bias menembus badai masalah, mereka akan terus maju dan mencari jalan memutar atau jalan alternatif. Semangat ini juga mendorong mereka untuk tekun sampai tujuan mereka tercapai.
4.
Integritas
Satu lagi ciri utama seorang wirausaha adalah integritas. Sikap inilah yang membuat mereka dipercaya banyak orang, sehingga bisnis yang mereka jalani dapat berjalan. Orang lain percaya bahwa apa yang mereka tawarkan adalah kepentingan targer konsumen atau mereka yang menjadi target layanan wirausaha. Dengan demikian lebih mudah lagi para wirausaha dengan integritas untuk menjalin kerjasama dengan banyak orang dan untuk memenangkan hati para konsumen sehingga pelanggan menjadi lebih loyal.
Satu lagi ciri utama seorang wirausaha adalah integritas. Sikap inilah yang membuat mereka dipercaya banyak orang, sehingga bisnis yang mereka jalani dapat berjalan. Orang lain percaya bahwa apa yang mereka tawarkan adalah kepentingan targer konsumen atau mereka yang menjadi target layanan wirausaha. Dengan demikian lebih mudah lagi para wirausaha dengan integritas untuk menjalin kerjasama dengan banyak orang dan untuk memenangkan hati para konsumen sehingga pelanggan menjadi lebih loyal.
5.
Budaya Unggul
Mereka yang memiliki jiwa wirausaha dan berpotensi untuk sukses adalah
mereka yang memiliki budaya unggul. Mereka selalu berusaha untuk
mempersembahkan yang terbaik untuk orang lain di sekitar mereka.
Mereka belum puas berusaha, jika yang terbaik yang bisa mereka persembahkan belum terpenuhi. Budaya unggul juga yang membuat mereka selalu berinisiatif mencari hal-hal baru dengan kualitas yang baik, fitur yang lebih bermanfaat , ataupun keuntungan yang lebih menambah nilai.
Mereka belum puas berusaha, jika yang terbaik yang bisa mereka persembahkan belum terpenuhi. Budaya unggul juga yang membuat mereka selalu berinisiatif mencari hal-hal baru dengan kualitas yang baik, fitur yang lebih bermanfaat , ataupun keuntungan yang lebih menambah nilai.
6.
Forward Thinking
Seorang wirausaha senang tiasa berpikir maju. Mereka bahkan mampu
“menciptakan” masa depan di pikiran mereka terlebih dahulu dengan sangat jelas
dan terperinci, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menerapkannya atau
menjelaskan kepada tim bagaimana meraihnya. Kemampuan ini mendorong mereka
untuk menelurkan inovas-inovasi baru yang lebih maju dari orang-orang lain di sekitar mereka.
7.
Sadar Waktu dan Saran
Selanjutnya, usahawan umumnya memiliki kesadaran akan permanfaatan waktu
dan sarana yang tinggi. Mereka sadar bahwa waktu perlu dikelola dengan baik
karena waktu yang terbuang tak akan pernah kembali. Mereka juga sadar bahwa
saran juga perlu dimanfaatkan dengan optimal dengan cara seefisien mungkin,
karena saranta terbatas dan pemanfaatan sarana bisa merupakan faktor penting
dalam penghematan biaya operasional. Dengan demikian, mereka sangat efektif dan
efisien dalam mempermanfaatkan kedua hal tersebut.
8.
Mimpi
Tak ada seorang usaha yang tidak memiliki mimpi. Justru untuk sebagian wirausaha sukses, mimpi inilah yang memicu mereka untuk mengambil risiko meninggalkan segala kenyamanan yang bisa mereka dapatkan untuk memulai usaha baru.
Tak ada seorang usaha yang tidak memiliki mimpi. Justru untuk sebagian wirausaha sukses, mimpi inilah yang memicu mereka untuk mengambil risiko meninggalkan segala kenyamanan yang bisa mereka dapatkan untuk memulai usaha baru.
9.
Percencanaan
Untuk mewujudkan mimpinya, seorang wirausaha melakukan perencanaan yang diperlukan. Perencanaan ini membuat mereka lebih berani dalam mengambil risiko, karena dalam perencanaan berbagai scenario kemungkinan yang telah terjadi telah diperhitungkan, demikian pula dengan langkah yang harus diambil dalam setiap scenario yang menjadi kenyataan.
Perencanaan juga melibatkan faktor pengelola waktu, penggalangan dukungan banyak orang di sekitar mereka, dan pemanfaatan sarana yang optimal.
Untuk mewujudkan mimpinya, seorang wirausaha melakukan perencanaan yang diperlukan. Perencanaan ini membuat mereka lebih berani dalam mengambil risiko, karena dalam perencanaan berbagai scenario kemungkinan yang telah terjadi telah diperhitungkan, demikian pula dengan langkah yang harus diambil dalam setiap scenario yang menjadi kenyataan.
Perencanaan juga melibatkan faktor pengelola waktu, penggalangan dukungan banyak orang di sekitar mereka, dan pemanfaatan sarana yang optimal.
10.
Strategi Utama
Memiliki kualitas seorang wiring usaha saja belumlah cukup, untuk sukses
diperlukan juga strategi. Jika kita amati dengan saksama, pawa wirausahan yang
telah sukses dalam waktu yang panjang pasti menerapkan berbagai strategi utama.
11.
Pembiayaan
Faktor yang selalu menjadi salah satu perhatian pada pengusaha adalah pembiyaan. Mereka memperhitungkan faktor pembiyaan dengan saksama. Jika belum memiliki jumlah yang dibutuhkan, mereka akan mencari strategi untuk mendapatkan jumlah yang perlukan tersebut. Misalnya dengan strategi kolaborasi, dari sumber perbankan, dengan memanfaatkan modal infestasi orang lain ataupun pinjaman yang selunak-lunaknya (misalnya dari keluarga atau teman). Mereka juga memasukan faktor waktu dalam memperhitungkan pembiyaan dengan bijak.
Faktor yang selalu menjadi salah satu perhatian pada pengusaha adalah pembiyaan. Mereka memperhitungkan faktor pembiyaan dengan saksama. Jika belum memiliki jumlah yang dibutuhkan, mereka akan mencari strategi untuk mendapatkan jumlah yang perlukan tersebut. Misalnya dengan strategi kolaborasi, dari sumber perbankan, dengan memanfaatkan modal infestasi orang lain ataupun pinjaman yang selunak-lunaknya (misalnya dari keluarga atau teman). Mereka juga memasukan faktor waktu dalam memperhitungkan pembiyaan dengan bijak.
12.
Lokasi
Hampir semua pakar usaha memasukan faktor penentuan lokasi sebagai faktor penting yang perlu diperhitungkan dengan masak sebelum sebuah ussaha dimulai. Misalnya untuk sebuah pendidikan nonformal, faktor lokasi yang berada dekat sekolah perumahan atau pusat bisnis (juga menargetkan pegawai perkantoran) akan sangat berpotensi memberikan sukses bagi usaha pendidikan tersebut.
Hampir semua pakar usaha memasukan faktor penentuan lokasi sebagai faktor penting yang perlu diperhitungkan dengan masak sebelum sebuah ussaha dimulai. Misalnya untuk sebuah pendidikan nonformal, faktor lokasi yang berada dekat sekolah perumahan atau pusat bisnis (juga menargetkan pegawai perkantoran) akan sangat berpotensi memberikan sukses bagi usaha pendidikan tersebut.
D. Cara Membangun Jiwa Kewirausahaan
a)
Tekad yang kuat untuk memulai
Ibarat sebuah bangunan gedung yang
menjulang tinggi, tekad kuat untuk memulai usaha menjadi pondasi dasar yang
perlu Anda tanamkan agar bangunan Anda bisa berdiri dengan kokoh. Salah besar
jika Anda menganggap modal utama memulai usaha adalah kucuran dana yang
berlimpah. Sebab, dengan tekad dan keyakinan yang kuat dalam diri Anda,
permasalahan modal dana yang terbatas pun akan terpecahkan dengan berbagai solusi
yang bisa Anda dapatkan. Jadi, singkirkan pikiran-pikiran negatif yang melintas
di benak Anda dan manfaatkan sumber daya yang ada di sekitar Anda untuk
merintis sebuah usaha.
b)
Mulailah dari bakat dan minat yang Anda miliki
Ketika berpikir menjadi seorang
entrepreneur, Anda tidak perlu
takut dan bingung untuk memilih ide bisnis yang paling sesuai dengan diri Anda.
Mulailah dari hal-hal yang Anda cintai, misalnya saja memanfaatkan hobi atau
bakat Anda dalam bidang tertentu sebagai peluang
usaha. Meskipun
mengawali bisnis Anda dari sesuatu yang kecil, namun jika ditekuni dengan
sepenuh hati maka tidak menutup kemungkinan bila hobi atau bakat tersebut bisa
menghasilkan untung jutaan setiap bulannya.
c)
Fokus dan konsisten
Untuk bisa menjadi entrepreneur sukses
memang tidak mudah. Terkadang memakan waktu yang cukup lama, serta tenaga dan
biaya yang tidak sedikit. Sehingga wajar adanya bila banyak pelaku usaha yang
akhirnya menyerah di tengah jalan sebelum akhirnya mereka meraih kesuksesannya.
Karenanya, tentukan fokus utama Anda dalam menjalankan usaha dan teruslah
tingkatkan pengetahuan serta skill yang Anda butuhkan untuk mengoptimalkan
fokus yang telah Anda tentukan. Jangan pernah berhenti berkarya sebelum
akhirnya berhasil meraih impian Anda.
d)
Belajarlah dari kisah para pengusaha sukses
Terkadang para pemula butuh motivasi
dari seseorang yang sudah berpengalaman di bidang dunia usaha. Dengan belajar
dari kisah perjalanan para pengusaha sukses yang dulunya pernah jatuh bangun
dalam menjalankan usahanya, para pemula bisa termotivasi untuk berani
mengalahkan ketakutannya dan semakin terdorong untuk segera memulai sebuah
usaha. Selain itu, Anda juga bisa memperbanyak pengetahuan di bidang bisnis dan
mempelajari strategi-strategi bisnis yang pernah digunakan para pengusaha besar
dalam meraih kesuksesannya.
e)
Paksa diri Anda dan lakukan sekarang juga
Langkah terakhir inilah yang perlu
Anda praktikan
sekarang juga. Tak jarang seseorang perlu dipaksa agar Ia berani untuk mencoba.
Karena itulah, paksa diri Anda untuk berani melawan ketakutan dalam memulai
usaha dan bergeraklah sekarang juga. Lebih baik berani belajar dari kegagalan
yang dialaminya daripada tidak belajar sama sekali. Jadi, mulailah sekarang
juga dan raihlah kesuksesan yang ada di depan Anda.
E.
Produksi
1.
Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh manusia untuk menghasilkan atau membuat suatu barang atau jasa
maupun kegiatan untuk menambah kegunaan dan nilai barang sehingga menjadi
barang baru yang lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pelaku atau orang yang melakukan proses
produksi disebut dengan produsen. Produksi
terdiri dari dua macam yaitu produksi barang dan produksi jasa. Produksi barang adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk membuat atau menghasilkan suatu jenis produk
barang/benda dalam rangka untuk memperoleh keuntungan/laba. Sedangkan produksi jasa adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan suatu jasa yang dapat dihargai, misalnya dihargai dengan uang. Produksi barang mempunyai perbedaan yang
sangat jelas dengan produksi jasa. Dalam
produksi barang ada bahan ataupun benda yang dapat diolah dan dapat diraba, dan pada saat kegiatan produksinya, kita tidak bisa langsung mengonsumsinya. Sedangkan pada produksi jasa tidak ada
pengolahan bahan mentah, pada
produksi jasa kegiatan produksi dilakukan sekaligus dengan kegiatan
mengonsumsinya. Misalnya
ketika kita dipijat, terjadi
produksi jasa dan kita mengonsumsinya saat itu juga pada saat dipijat. Pijat merupakan termasuk kategori jasa
langsung.
2.
Tujuan Produksi
Tujuan utama dalam kegiatan produksi adalah:
F.
Untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
G. Untuk
mendapatkan keuntungan atau laba
H. Memajukan
tingkat perekonomian suatu Negara
F.
Harga
1.
Pengertian
Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang
atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga
digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa. Biasanya penggunaan
kata harga berupa digit nominal besaran angka
terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan tinggi rendahnya nilai suatu
kualitas barang atau jasa. Dalam ilmu ekonomi harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau beli suatu
produk barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang menentukan komparasi produk
atau barang sejenis.
2.
Nilai
Nilai produksi adalah perkiraan nilai di
tingkat petani. Apabila petani menjual hasil pertaniannya di pasar maka nilai
penjualan harus dikurangi dengan ongkos membawa ke pasar (pemasaran).
G.
Cara
Menetapkan Harga Produksi
Metode
analisa data merupakan upaya untuk mengelola data dengan cara mempelajari
permasalahan dan cara untuk mengatasinya. Analisa
yang digunakan dalam penentuan HPP adalah dengan menggunakan pendekatan Full
Costing dan Variabel Costing.
- Pendekatan Full Costing
Full
costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsure
biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik baik yang variable maupun tetap.
Cara
perhitungan HPP dengan metode Full Costing adalah:
Biaya
Bahan Baku
Rp XXX
Biaya
Tenaga Kerja
Langsung
Rp XXX
Biaya
Overhead Pabrik
Variabel
Rp XXX
Biaya
Overhead Pabrik
Tetap
Rp XXX +
Harga
Pokok Produksi
Rp XXX
- Pendekatan Variabel Costing
Variable
Costing adalahsuatu konsep penentuan harga pokok produksi yang hanya memasukkan
atau membebankan biaya produksi variable sebagai elemen harga pokok produksi,
sedangkan biaya produuksi tetap dianggap sebagai biaya periode yang langsung
dibebankan kepada laba rugi. Cara perhitungan HPP dengan metode Variabel
Costing adalah:
Biaya
Bahan
Baku
Rp XXX
Biaya
Tenaga Kerja Langsung
Rp XXX
Biaya
Overhead Pabrik
Variabel
Rp XXX +
Harga
Pokok
Produksi
Rp XXX
- Penentuan harga jual
|
||
|
Laba yang diharapkan + biaya yang tidak
dipengaruhi langsung oleh volume produksi
Persentase markup = Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume
produksi
H. Pemasaran
1. Pengertian
Pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan
keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses
pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari
konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk
yang ditawarkan tersebut.
teori dari
“pemasaran” menurut Basu dan Hani (2004:4) proses kegiatan perencanaan dalam
pengelolaan barang/jasa, penetapan banderol harga dari barang/jasa tersebut
hingga proses promisi maupun pendistribusiannya yang keseluruhannya memiliki
tujuan untuk memenuhi kebutuhn maupun memperoleh keuntungan dari proses
pemasaran tersebut.
a)
Macam-Macam
Pemasaran
·
Product (produk)
Produk
adalah merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa
barang atau jasa. Jika tidak ada produk, tidak ada pemindahan hak milik maka
tidak ada marketing. Satu hal yang perlu diperhatikan ialah, bagaimana
hebatnya usaha promosi, distribusi, dan harga yang murah, jika tidak diikuti
dengan produk yang bermutu, disenangi oleh konsumen, maka
usaha-usahabauran pemasaranini tidak akan berhasil. Oleh sebab itu perlu dikaji,
produk apa yang akan dipasarkan, bagaimana selera konsumen masa kini, apa
kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen
tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (needs) akan
tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants).
Produk
menurut Kotler (1997:9) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup obyek fisik, jasa, orang,
tempat, organisasi, dan gagasan. Selanjutnya
menurut Payne (2000:157) bahwa produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai
yang kompleks. Orang membeli jasa untuk memecahkan masalah mereka dan
memberikan nilai dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk
memecahkan masalah tersebut.
·
Price (harga)
Harga
adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan
penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya merupakan unsur biaya saja. Harga juga
merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat
diubah dengan cepat, tetapi harga juga merupakan masalah nomor satu yang
dihadapi banyak perusahaan karena berpengaruh terhadap penerimaan penjualan,
tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat
dicapai oleh perusahaan.
Harga
merupakan alat yang digunakan oleh pemasar untuk memberikan penilaian terhadap
suatu produk. Peranan harga sangat penting terutama pada keadaan persaingan
yang semakin tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Di dalam keadaan
persaingan yang semakin tajam dewasa ini, terutama sangat terasa dalam pasar
pembeli (buyers market), peranan harga sangat penting terutama untuk
menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share
pasar perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan, dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing
perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen.
Menurut
Kotler (1997:339) harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk
atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki
dengan menggunakan produk atau menggunakan produk atau jasa.
·
Promotion (promosi)
Promosi
merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran jasa yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produknya kepada konsumen. Promosi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun bagusnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
membelinya.
Promosi
pada hakekatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi
tentang keistimewaan konsumen, dan yang paling penting adalah tentang
keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang untuk
bertindak, dalam hal ini membeli.
Antara
promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan satu kesatuan
dalam mensukseskan pemasaran suatu perusahaan. Harus ada keseimbangan antara
promosi dan produk. Apabila produk yang ditawarkan itu baik, sesuai dengan
selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat maka hal ini akan
dapat membantu suksesnya pemasaran.
Menurut
Payne (2000:189) promosi merupakan alat yang digunakan perusahaan jasa untuk
berkomunikasi dengan pasar sasaran. Dalam bauran komunikasi terdapat variasi
luas dari alternatif alat komunikasi yang dapat dipergunakan dalam suatu
program komunikasi.
·
Place (Tempat)
Tempat berkenaan dengan upaya menyampaikan produk
yang tepat ke tempat pasar target. Produk tidak banyak artinya bagi pelanggan
apabila tidak tersedia pada saat dan tempat yang diinginkan.
Tempatdalam
elemen bauran pemasaran ini adalah lokasi. Lokasi merupakan keputusan organisasi
mengenai tempat operasinya semua kegiatan-kegiatan organisasi.
Penyaluran
atau distribusi jasa kebanyakan bersifat langsung dari produsen ke konsumen
artinya sistem penyerahan jasa adalah menggunakan sistem saluran nol, disebut
dengan saluran pemasaran langsung (direct channel of distribution)
dimana jasa tersebut diproduksi dan sekaligus dikonsumsi pada tempat dan waktu
yang sama, sehingga penentuan lokasi yang strategis sangat penting dan
menentukan kelangsungan hidup organisasi.
·
People / Personal Traits (penyampai
jasa)
Salah
satu karakteristik jasa adalah adanya hubungan yang erat antara
penyedia/pemberi jasa dan pengguna jasa. Baik buruknya pelayanan pemberi jasa
akan menentukan kualitas jasa perusahaan dan antar pengguna jasa tersebut akan
mempengaruhi pembelian sekarang dan kemudian.
Menurut
Payne (2000:33) orang-orang merupakan unsur yang penting, baik dalam produksi
maupun penyampaian kebanyakan jasa. Orang-orang secara bertahap menjadi bagian
diferensiasi yang mana perusahaan-perusahaan jasa mencoba menciptakan nilai
tambahan dan memperoleh keunggulan kompetitif.
Lebih
lanjut Payne mengatakan bahwa personil bagi pemasaran jasa sangat penting.
Keberhasilan memasarkan suatu jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan,
motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.
·
Process (Proses)
Langkah
aktual yang dialami konsumen, atau aliran operasional jasa akan menjadi bukti
yang akan dipakai konsumen untuk menilai jasa. Menurut Payne (2000:210) proses
menciptakan dan memberikan jasa pada pelanggan merupakan faktor utama dalam
bauran pemasaran, karena pelanggan jasa akan memandang sistem pemberian jasa
tersebut sebagai bagian dari jasa itu sendiri.
Semua
kegiatan pekerjaan adalah merupakan proses. Proses ini meliputi mekanisme
pelayanan, prosedur, jadwal kegiatan serta rutinitas suatu jasa diberikan
kepada pelanggan.
·
Physical Evidence (Bukti-bukti
fisik)
Lingkungan
fisik dari perusahaan jasa adalah tempat dimana jasa diciptakan serta tempat
dimana pemberi jasa dan pelanggan berinteraksi. Bukti-bukti fisik ini dapat
mempengaruhi persepsi penerima jasa atas kualitas jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan.
I.
Distribusi
1.
Pengertian
Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi
juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan
saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah perusahaan distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke pengecer (retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh
pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke
suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke
pengecer atau pelanggan.
2.
Fungsi
·
Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang
konsumen dan pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
·
Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati
harga dan syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan
·
Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada
perusahaan.
·
Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual
melalui bank
atau lembaga keuangan lainnya.
·
Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu
organisasi atau orang kepada organisasi / orang lain.
·
Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan
barang-barang dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke konsumen akhir.
·
Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya dalam pekerjaan saluran distribusi.
·
Risk Taking, yaitu menanggung resiko
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.
J.
Saluran
Distribusi
Terdapat berbagai macam saluran distribusi
barang konsumsi, diantaranya :
·
Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang
paling pendek dan sederhana karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat
menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah
konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran
distribusi langsung.
·
Produsen – Pengecer – Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani
pengecer saja.
·
Produsen – Pedagang Besar –
Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan
saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan
dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
·
Produsen – Agen – Pengecer –
Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
·
Produsen – Agen –
Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
BAB
III
PEMBAHASAN
Dalam praktik
kewirausahaan, kelompok kami membuat produk
“Risoles Rainbow” produk ini
dibuat oleh mahasiswa pendidikan akuntansi untuk memenuhi Mata Kuliah Praktik
Kewirausahaan dengan perkembangan produk yang lebih inovasi dan menarik. Berdasarkan
diskusi yang kami lakukan usaha ini merupakan usaha Home Industri dan memliki produk yang
layak untuk dipasarkan. Dengan mengkaji latar belakang praktik
kewirausahaan, kami
akan membahas lebih dalam mengenai pelaksanaan kegiatan, produksi, hasil kegiatan penjualan,
laporan keuangan dan pembahasan kegiatannya.
A.
Pelaksanaan Kegiatan
1.
Waktu
Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan penjualan produk risoles rainbow adalah pada Hari/tanggal Minggu, 21
Mei 2017. Pada pukul 07.00-09.00 WIB
2.
Tempat
Pelaksanaan
Dilaksanakan di Alun-Alun Sukoharjo
pada saat CFD (Car Free Day). Sehubungan dengan kegiatan CFD di Alun-alun
Sukoharjo, situasi ditempat tersebut sangat strategis sesuai dengan jangkauan
pemasaran produk, cukup ramai dan padat sehingga mempermudah dalam
menawarkan produk tersebut.
3. Pengalaman yang
terjadi
Kelompok kami terdiri dari 4 orang.
Dalam pelaksanaan kegiatan penjualan kami menawarkan produk pada ibu-ibu dan
anak-anak. Pada kegiatan CFD berlangsung, pada saat itu juga ada acara
perkumpulan/komunitas Motor Rx King diberbagai daerah. Kami mencoba masuk
dikawasan acara tersebut dan menawarkan produk
kepada mereka.
B.
Produksi
1.
Bahan Baku
Dalam pemilihan
bahan baku dalam pembuatan produk risoles rainbow dibeli sehari sebelum
mengerjakannya. Bahan baku dipilih langsung dengan memilih kualitas yang baik
dan bagus. Sedangkan proses produksinya risoles rainbow hari minggu pagi pukul
02.00 WIB. Sebagai berikut dipaparkan cara pembuatan risoles rainbow :
Bahan kulit
risol rainbrow :
·
¼ butir telur,
kocok lepas
·
1/8 sdt garam
·
2 lembar daun pandan
·
Santan
·
Tepung terigu 1
kg
Bahan Isi :
·
Gula Pasir
·
1 butir kelapa
parut
·
½ sdt gr
·
1 lembar daun
pandan
·
Pisang
Bahan Hiasan
luar :
·
Keju
·
Susu Putih
Cara Pengolahan :
·
Menyiapkan alat dan bahan
·
Untuk bagian kulit : mencampur tepung
dengan dengan air, telur dan garam. Aduk rata
·
Menambahkan minyak goreng, aduk kembali
hingga merata
·
Memanaskan wajan datar ukuran 20 cm,
olesi dengan sedikit minyak, buatlah dadar tipus lalu sisihkan
·
Untuk bagian isi, mencampur kelapa
dengan gula pasir dan gula jawa, garam dan daun pandan. Aduk rata dan kukus
selama 15 menit
·
Terakhir mengambil selembar dadar tipis
yang sudah dibuat, lalu isi dengan 2 sdm bagian isi kemudian di gulung.
2.
Pemasaran Produk
Strategi
pemasaran dalam pelaksanaan kegiatan di alun-alun sukoharjo adalah menggunakan
teori dari “pemasaran” menurut Basu dan Hani (2004:4) proses kegiatan
perencanaan dalam pengelolaan barang/jasa, penetapan banderol harga dari
barang/jasa tersebut hingga proses promisi maupun pendistribusiannya yang
keseluruhannya memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan maupun memperoleh
keuntungan dari proses pemasaran tersebut.
C.
Hasil Kegiatan
Penjualan
1.
Produksi
Produk “Risoles Rainbow” produk ini
dibuat oleh mahasiswa pendidikan akuntansi untuk Mata Kuliah Praktik
Kewirausahaan dengan perkembangan produk yang lebih inovasi dan menarik. Berdasarkan
diskusi yang kami lakukan usaha ini merupakan usaha Home Industri.
2.
Uang Produksi
Modal yang
digunakan dalam pembuatan produk sebesar Rp. 40.000 dengan rincian bahan
sebagai berikut :
§
Gandum 1 Kg : Rp. 8.000
§
Gula Jawa ½ kg : Rp. 7.000
§
Kelapa 2 Butir : Rp. 7.000
§
Telur ¼ Kg :
Rp. 6.000
§
Lain-lain : Rp.
12.000
3.
Hasil Produksi
Hasil Produksi
sebanyak 60 butir risoles. Dikemas dengan sehingga menjadi 12 box. (1 box
berisi 5 butir risoles)
4.
Harga
Untuk produk
risoles 1 box dijual dengan harga Rp. 5000.
5.
Laba/Rugi
Dari hasil
penjualan produk tersebut yang awal dengan modal Rp. 40.000 penjualan akhir
diperoleh sebesar Rp. 60.000, sehingga laba sebesar Rp. 20. 000.
6.
Laporan Keuangan
|
|
Keterangan
|
Harga
|
Total
|
|
1
|
Harga Bahan
Baku
|
Rp. 40.000
|
Rp. 40.000
|
|
2
|
Hasil
Penjualan:
(@box = Rp. 5000)
|
12 box X Rp.5000
|
Rp. 60.000
|
|
3
|
Laba Bersih :
Penjualan –
Bahan baku
|
Rp. 60.000 –
Rp. 40.000
|
Rp. 20.000
|
7.
Pembahasan Kegiatan
Dari
pelaksanaan kegiatan di alun-alun sukoharjo itu, maka pembahasan hasilnya
sebagai berikut :
|
No
|
Kegiatan
|
Jiwa kwu yang dicapai
|
Ket. Jiwa kwu
|
|
1
|
Memilih jenis
usaha
|
2,5
|
Percaya diri
|
|
2
|
Membeli bahan
|
1,2
|
Berinisiatif
|
|
3
|
Membuat
Produksi
|
1,2,5
|
Memiliki motif
berprestasi
|
|
4
|
Mengemas
Produksi
|
2,5
|
Memiliki jiwa
kepemimpinan
|
|
5
|
Menentukan
Harga
|
2,3
|
Suka
tantangan
|
|
6
|
Menetapkan
strategi pemasaran
|
2,6
|
Berani
mengambil resiko
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Produk “Risoles Rainbow” produk ini dibuat
oleh mahasiswa pendidikan akuntansi untuk Mata Kuliah Praktik Kewirausahaan
dengan perkembangan produk yang lebih inovasi dan menarik. Ini merupakan usaha Home Industri dan memliki produk yang
layak untuk dipasarkan. Pelaksanaan
kegiatan penjualan produk risoles rainbow adalah pada Hari/tanggal Minggu, 21
Mei 2017. Pada pukul 07.00-09.00 WIB. Dilaksanakan di Alun-Alun Sukoharjo
pada saat CFD (Car Free Day). Sebagai berikut perincian penjualan :
|
|
Keterangan
|
Harga
|
Total
|
|
1
|
Harga Bahan
Baku
|
Rp. 40.000
|
Rp. 40.000
|
|
2
|
Hasil
Penjualan:
(@box = Rp. 5000)
|
12 box X Rp.5000
|
Rp. 60.000
|
|
3
|
Laba Bersih :
Penjualan –
Bahan baku
|
Rp. 60.000 –
Rp. 40.000
|
Rp. 20.000
|
B.
Saran
Untuk pelaksanaan
kegiatan praktik kewirausahaan yang akan datang, supaya diadakan
pelaksanaan/expo penjualan produk sampai 2 kali. Supaya dapat memberikan
pengalaman dan memperdalam tentang ilmu kewirausahaan pada masing-masing
mahasiswa pendidkan akuntansi dengan melihat kebutuhan konsumen dipasaran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ø Profil
Lengkap Anggota
A.
Nama
Lengkap : Desy Agis
Kurniawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 30 Desember 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Karangwuni, Jambakan, Bayat,
Klaten
Telepon/HP : 081284287154
Email : Agisdesy@gmail.com
B.
Nama
Lengkap : Bobi Amalanda
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir :Madiun, 14 November 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Jl. Raya Solo No. 151 Jiwan
Madiun
Telepon/HP : 085850177019
Email : Bamalanda14@gmail.com
C.
Nama
Lengkap : Faqih Yuliaji
Setiawan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir :
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat Lengkap :
Telepon/HP :
Email :
D.
Nama
Lengkap : Fandhita Hyan
Prakarsa
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir :
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat Lengkap :
Telepon/HP :
Email :
Komentar
Posting Komentar